DATA LINK LAYER
1. Framming
Untuk melayani network layer, data link layer harus menggunakan
layanan yang disediakan oleh physical layer. Apa yang dilakukan phisical
layer adalah menerima aliran raw bit dan berusaha mengirimkannya ke
tujuan. Aliran bit ini tidak di jamin bebas dari error. Jumlah bit yang
diterima mungkin bisa lebih sedikit, sama atau lebih banyak dari jumlah bit
yang di transmisikan dan juga bit-bit itu memiliki nilai yang berbeda-beda.
Bila diperlukan, data link layer bertanggung jawab untuk mendeteksi dan
mengoreksi error.
Pendekatan yang umum dipakai adalah data link layer
memecahkan aliran bit menjadi frame-frame dan menghitung checksum
setiap frame-nya. Memecahkan-mecahkan aliran bit menjadi frame-frame
lebih sulit dibanding dengan apa yang di bayangkan.
Untuk memecah-mecahkan aliran bit ini, digunakan metode-metode
khusus. Ada empat buah metode yang dipakai dalam pemecahan bit
menjadi frame, yaitu:
- Karakter penghitung.
- Pemberian karakter awal dan akhir, dengan pengisian karakter.
- Pemberian flag awal dan akhir, dengan pengisian bit.
- Pelanggaran pengkodean physical layer.
1.1. Karakter penghitung
Metode ini menggunakan sebuah field pada header untuk
menspesifikasikan jumlah karakter di dalam frame. ketika data
link layer pada komputer yang dituju melihat karakter
penghitung, maka data link layer akan mengetahui jumlah
karakter yang mengikutinya dan kemudian juga akan
mengetahui posisi ujung frame-nya. Teknik ini bisa dilihat pada
Gambar 1 di bawah ini, dimana ada empat buah frame yang
masing-masing berukuran 5,5,8 dan 8 karakter.
Gambar 1. sebuah aliran karakter tanpa error
Masalah yang akan timbul pada aliran karakter ini apabila terjadi
error transmisi. Misalnya, bila hitungan karakter 5 pada frame
kedua menjadi 7 (Gambar 2), maka tempat yang dituju tidak
sinkron dan tidak akan dapat mengetahui awal frame
berikutnya. Oleh karena permasalahan ini, metode hitungan
karakter sudah jarang dilakukan.
Gambar 2. sebuah aliran karakter dengan sebuah
1.2. Pemberian karakter awal dan akhir
Metode yang kedua ini mengatasi masalah resinkronisasi setelah
terjadi suatu error dengan membuat masing-masing frame diawali
dengan deretan karakter DLE, STX, ASCII, dan ETX.
Masalah yang akan terjadi pada metode ini adalah ketika data biner
ditransmisikan. Karakter-karakter DLE, STK, DLE dan ETX yang
terdapat pada data akan mudah sekali mengganggu framming.
Salah
satu cara untuk mengatasi masalah ini adalah dengan membuat data
link layer, yaitu pengirim menyisipkan sebuah karakter DLE ASCII tepat sebelum karakter DLE pada data. Teknik ini disebut character
stuffing (pengisian karakter) dan cara pengisiannya dapat dilihat pada
gambar 3.
Gambar 3. pengisian karakter
1.3. Pemberian flag awal dan akhir
Teknik baru memungkinkan frame data berisi sejumlah bit dan
mengijinkan kode karakter dengan sejumlah bit per karakter. Setiap frame
diawali dan diakhiri oleh pola bit khusus, 01111110, yang disebut byte flag.
Kapanpun data link layer pada pengirim menemukan lima buah flag yang
berurutan pada data, maka data link layer secara otomatis mengisikan
sebuah bit 0 ke aliran bit keluar. Pengisian bit ini analog dengan pengisian
karakter, dimana sebuah DLE diisikan ke aliran karakter keluar sebelum
DLE pada data (Gambar 4)
Ketika penerima melihat lima buah bit 1 masuk yang berurutan, yang
diikuti oleh sebuah bit 0, maka penerima secara otomatis menghapus bit 0
tersebut. Bila data pengguna berisi pola flag, 01111110, maka flag ini akan
ditransmisikan kembali sebagai 0111111010 tapi akan disimpan di memori
penerima sebagai 01111110.
Gambar 4. Pengisian Bit
1.4. Pelanggaran Pengkodean Physical Layer
Metode yang terakhir hanya bisa digunakan bagi jaringan yang
encoding pada medium fisiknya mengandung pengulangan.
Misalnya, sebagian LAN melakukan encode bit 1 data dengan
menggunakan 2 bit fisik. Umumnya, bit 1 merupakan pasangan
tinggi rendah dan bit 0 adalah pasangan rendah-tinggi. Kombinasi pasangan tinggi-tinggi dan rendah-rendah tidak digunakan bagi
data.
Baca Juga Artikel Yang Lain Ya ....✏